Rabu, 10 Februari 2016

AKU ingin MEROKOK, SERIBU tahun LAGI



AKU

Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerajang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mahu hidup seribu tahun lagi
March 1943

Kumpulan Puisi-puisi Chairil Anwar




AKU ingin MEROKOK, SERIBU tahun LAGI


Tujuh Puluh Dua (72) tahun lalu, puisi itu tercipta. 70 tahun berlalu, Indonesia menyatakan MERDEKA. Sedu sedan masih ada, dikumpulan yang terbuang. 72 tahun lalu, sudah ada rayuan, iming-iming. 70 tahun Merdeka, banyak yang tergoda/rayuan. Rela menjual keMERDEKAan.
Chairil Anwar memang sudah mati. AKUnya masih HIDUP, sampai seribu tahun lagi. Memberi semangat, motifasi bagi yang terbuang. Pantang nyerah, tetap berlari, meradang, menerjang, hingga hilang perih. Binatang jalang, tak kenal siang dan petang.
Puisi AKUnya Chairil Anwar, masih cukup kuat, memberi semangat masyarakat, untuk bangkit kembali. Seperti masa saat-saat menjelang kemerdekaan. Ketika itu lawannya adalah Jepang juga Belanda (penjajah). Saat ini kita dihadapkan dengan saudara sebangsa, sebagai kaki tangan penjajah.
Siapa Penjajah saat ini? Ini sudah lama kita ketahui. Namun diantara kita, belum ada yang berani, melawan. Karena kurang adanya kekuatan. Benteng terakir kekuatan yang akan dihancurkan adalah KERUKUNAN.




















[santai dulu Bro dan Bri... udud-udud dulu, biar ga salah paham]




Senin, 11 Januari 2016

KOJAK SARUK JATENG-tentang kami





PEROKOK BIJAK itu: mPAN ing PAPAN



PEROKOK BIJAK itu: mPAN ing PAPAN
Ditulis: widyo BABAHE (untuk mengingatkan diri)

GENCARnya gerakan ANTI ROKOK, membuat para perokok, justru semakin risi. Bukan risi dalam hal merokok. Tetapi atas gerakan itu! Gerakan anti rokok, masuk disegala lini, lobi dan konsinyasi untuk membuat Peraturan, Keputusan, ASAL BUNYI. Tanpa melalui proses penelitian, maupun kajian lebih dalam. Walaupun dilakukan, itu hanya sepihak. Memasang LARANGAN MEROKOK dibeberapa area, tanpa kompromi dan sosialisasi (uluk salam). Itu bukan prilaku orang TIMUR.
Benarkah Gerakan ANTI ROKOK, itu PESANAN? Yang bertujuan menghancurkan budaya Nusantara? (sekedar tahu saja, rokok bagian dari tradisi GUYUB). Cara penghancuran diantaranya, dengan memecah belah PERSATUAN. Dengan segala cara, tanpa mengenal etika dan adab. Jelas itu berlawanan dengan semboyan NKRI, Bhineka Tunggal Ika. LARANGAN-larangan baik daerah maupun pusat, di Indonesia jelas ada. Dengan tetap menjaga Nurma, Etika, adab, susila, persatuan.
Awalnya, LARANGAN-larangan berisfat himbauan, ajakan, peringtan, PERDA... dan jangan kaget, cepat maupun lambat ( jika suatu saat), Perda menjadi PASAL dan PIDANA (kembali masa Kolonial). Dan pada masa itu (Kolonial), bangsa (manusianya) Pribumi banyak yang “dibeli.” Dengan iming-iming Pangkat, Jabatan, Kedudukan, Harta, Gelar, Kekuasaan. Dan GEJALA itu mulai menampak.
LARANGAN Rokok?
Bentuk perlawanan para perokok, semakin menjadi. Bahkan yang tidak merokok pun, ikut mendukung PENOLAKAN gerakan ANTI ROKOK. Karena kesadaran akan KULTUR. Bukan semata kultur yang melatar belakangi. Ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dan tidak bisa dihindari, yang disebut PERANG! PRO melawan KONTRA. Sepakat dan tidak sepakat. Dan siapa pra pelaku yang disebut perang? Adalah kita dan saudara kita. POLITK ADU DOMBA, masih meraja lela di Negri ini. Hal ini masuk disegala lini.
KULTUR atau TRADISI bangsa TIMUR, mulai MELUNTUR. Atau memang sengaja diLUNTURKAN? Kebiasaan-kebisaan masyrakat berupa, GOTONGROYONG, guyub, REMBUG DESA, LUMBUNG DESA itulah yang akan dikikis, diLENYAPKAN. Adab, etika, sopan santun, tatakrama, subasita,sebagai bentuk KARAKTER  orang timur, mulai KABUR. Sekali lagi, GEJALA itu mulai menampak. Kususnya diwilayah perKOTAan.
BIJAK adalah salah satu wujud atau bentuk KARAKTER bangsa INDONESIA. Satu hal yang sulit dijumpai dinegara lain, adalah AGAMA. Berbagai agama, kepercayaan, aliran , maupun ajaran dari manca, bisa diterima dinegri yang penuh dengan mimpi. Tidak ada penolakan. Pun juga penerimaan secara apa adanya. Sungguh sangat bijak, sehingga semua yang masuk, disesuaikan dengan kultur yang ada. Tentu saja tidak lepas dari lingkungan dan alam.
PEROKOK BIJAK!
Sebagai masyarakat Timur, yang menjunjung tinggi nilai-nilai BHINEKA TUNGGAL IKA, tentu menghormati dan menghargai keberagaman. Munejunjung tinggi adat ketimuran. Saling menghargai, saling menghormati. Berbagai perbedaan, itu justru menunjukan keindonesiaan. Perang saudara itu bukan martabat bangsa ini. Walau dalam catatan sejarah, pernah terjadi. Itu karena kesalah pahaman. Kurang atau lupa akan akar. ANA REMBUG ya diREMBUG, itu falsafah orang jawa.
Jika merokok adalah mengganggu lingkungan, sosial, kesehatan, tentulah ada alasannya. Dengan dasar apa? Dasar-dasar itulah yang perlu dikaji, kemudian diREMBUG. Untuk mencari solusinya. PEROKOK BIJAK mencoba melangkah, mencari jalan tengah. Komunitas Perokok Bijak, TIDAK mengajak dan KAMPANYE ayo MEROKOK. Merokok pun ada nurma, tatacara, etika, adab, subasita, dengan lingkungan, sosial, kesehatan.
Bukan semata tentang ROKOK, yang dikampanyekan. Lebih pada penumbuhkembangan KARAKTER bangsa. Karakter bangsa yang mulai, bahkan sudah ditinggalkan. Kapan akan kita mulai, kalau bukan HARI INI. Kita awali dari ROKOK. Sebagai perokok kita harus bijak. Mpan ing PAPAN, artinya paham tentang TEMPAT dimana, yang TEPAT, cocok, sesuai, dan lebih MAT atau NIKMAT, untuk merokok. Bagi penikmat tentu saja, dipenghujung atau pangkal BATANG ROKOK.(Salam Guyub).

Rabu, 06 Januari 2016

PEROKOK BIJAK itu 3B:: Berpikir, Bekerja, Berkarya



KailangNa
Dening: Widyo Babahe

Jare sapa, dolanan klebu tembange, musna
Jare sapa, dolanan klebu tembange, wis ora ana
Jare sapa, dolanan klebu tembange, muspra
Jare sapa, dolanan klebu tembange, wis ora guna
                  
Musna? ncen digawe mengkana
Ora ana? ncen disingkirna
Muspra? ben ora ana sing nerusna
Ora guna? ben nganggo gaweane negara manca

Iki jaman, ncen digawe ora karuwan
Kareben regejegan, antarane sedulur, sanak lan kadang
Ben ora kober tata lan dandan
Nata nagara, ndandani bangsa
Dikwatirke dadi nagara adikwasa

Nuswantara nyawiji, kala patih Gajah Mada
Disigar-sigar nalika Walanda
Kagendhel Soekarno, taun papat lima
Mardika! Mardika! Mardika!
Dadine gendra

Jare sapa, dolanan klebu tembange, ilang
Kwi sengaja,
kailangna!
Dening pangwasa, sing kwatir...
Nuswantara nyawiji,
Kagendhel,
Mardika!

Bumi karangjati, 8/4-2015

Dihilangkan
Oleh: Widyo Babahe

Kata siapa, permainan (tradisi) juga tembangnya, musnah
Kata siapa, permainan (tradisi) juga tembangnya, sudah tak ada
Kata siapa, permainan (tradisi) juga tembangnya, percuma
Kata siapa, permainan (tradisi) juga tembangnya, sudah tak berguna

Musnah? memang dibikin begitu
Sudah tak ada? memang disingkirkan
Percuma? Iar tak ada yang meneruskan
Tak berguna? Supaya makai made in asing

Ini jaman memang dibikin tak karuwan
Agar bergejolak, antara sanak-saudara
Supaya tak sempat menata dan perbaikan
Menata negara, perbaikan bangsa
Kawatir menjadi negara adi kuasa

Nusantara bersatu kala patih Gajah Mada
Dipecah belah, masa Belanda
Dipersatukan Soekarno, tahun empat lima
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Jadinya bertengkar sendiri

Kata siapa, permainan (tradisi) juga tembangnya, hilang
Memang sengaja,
Dihilangkan!
Oleh penguasa,yang kawatir...
Nusantara bersatu,
Bhineka,
Merdeka!

gurit: ROKOK klembak MENYUN



Rokok Klembak Menyun
dening: Widyo Babahe

nyedhot rokok klembak menyan
pikiran nglambrang saparan-paran
lali sanak, lali kadang,
lali utang, pitung turunan
nyedhot rokok klembak menyan
keluk njedhul saka tutuk
ngenteni widodari medhun saka kayangan
nyedhot roko klembak menyan
yen ra biyasa mesthi gliyengan
alon waton kelakon
nyedhot rokok klembak menyan, ana pikolehan
          dudu bandha, dudu donya
emas picis raja-brana
          waton alon-alon
          pikolehe mesthi waton
jare sapa ngrokok marake tinggal donya
pikiran menyun iku sing ana
pungkase crita, kacarita,
: nyedhot rokok klembak menyun
Bumi Sekaran, 6/1-2016