AKU
Kalau sampai waktuku
'Ku mau tak seorang 'kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerajang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mahu hidup seribu tahun lagi
March 1943
Kumpulan Puisi-puisi Chairil Anwar
AKU ingin MEROKOK, SERIBU
tahun LAGI
Tujuh Puluh Dua (72)
tahun lalu, puisi itu tercipta. 70 tahun berlalu, Indonesia menyatakan MERDEKA.
Sedu sedan masih ada, dikumpulan yang terbuang. 72 tahun lalu, sudah ada
rayuan, iming-iming. 70 tahun Merdeka, banyak yang tergoda/rayuan. Rela menjual
keMERDEKAan.
Chairil Anwar memang
sudah mati. AKUnya masih HIDUP, sampai seribu tahun lagi. Memberi semangat,
motifasi bagi yang terbuang. Pantang nyerah, tetap berlari, meradang,
menerjang, hingga hilang perih. Binatang jalang, tak kenal siang dan petang.
Puisi AKUnya Chairil
Anwar, masih cukup kuat, memberi semangat masyarakat, untuk bangkit kembali. Seperti
masa saat-saat menjelang kemerdekaan. Ketika itu lawannya adalah Jepang juga Belanda
(penjajah). Saat ini kita dihadapkan dengan saudara sebangsa, sebagai kaki
tangan penjajah.
Siapa Penjajah saat ini? Ini
sudah lama kita ketahui. Namun diantara kita, belum ada yang berani, melawan. Karena
kurang adanya kekuatan. Benteng terakir kekuatan yang akan dihancurkan adalah
KERUKUNAN.
[santai dulu Bro dan
Bri... udud-udud dulu, biar ga salah paham]
Sekeco babahe. Sepakat!
BalasHapus