Senin, 11 Januari 2016

PEROKOK BIJAK itu: mPAN ing PAPAN



PEROKOK BIJAK itu: mPAN ing PAPAN
Ditulis: widyo BABAHE (untuk mengingatkan diri)

GENCARnya gerakan ANTI ROKOK, membuat para perokok, justru semakin risi. Bukan risi dalam hal merokok. Tetapi atas gerakan itu! Gerakan anti rokok, masuk disegala lini, lobi dan konsinyasi untuk membuat Peraturan, Keputusan, ASAL BUNYI. Tanpa melalui proses penelitian, maupun kajian lebih dalam. Walaupun dilakukan, itu hanya sepihak. Memasang LARANGAN MEROKOK dibeberapa area, tanpa kompromi dan sosialisasi (uluk salam). Itu bukan prilaku orang TIMUR.
Benarkah Gerakan ANTI ROKOK, itu PESANAN? Yang bertujuan menghancurkan budaya Nusantara? (sekedar tahu saja, rokok bagian dari tradisi GUYUB). Cara penghancuran diantaranya, dengan memecah belah PERSATUAN. Dengan segala cara, tanpa mengenal etika dan adab. Jelas itu berlawanan dengan semboyan NKRI, Bhineka Tunggal Ika. LARANGAN-larangan baik daerah maupun pusat, di Indonesia jelas ada. Dengan tetap menjaga Nurma, Etika, adab, susila, persatuan.
Awalnya, LARANGAN-larangan berisfat himbauan, ajakan, peringtan, PERDA... dan jangan kaget, cepat maupun lambat ( jika suatu saat), Perda menjadi PASAL dan PIDANA (kembali masa Kolonial). Dan pada masa itu (Kolonial), bangsa (manusianya) Pribumi banyak yang “dibeli.” Dengan iming-iming Pangkat, Jabatan, Kedudukan, Harta, Gelar, Kekuasaan. Dan GEJALA itu mulai menampak.
LARANGAN Rokok?
Bentuk perlawanan para perokok, semakin menjadi. Bahkan yang tidak merokok pun, ikut mendukung PENOLAKAN gerakan ANTI ROKOK. Karena kesadaran akan KULTUR. Bukan semata kultur yang melatar belakangi. Ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dan tidak bisa dihindari, yang disebut PERANG! PRO melawan KONTRA. Sepakat dan tidak sepakat. Dan siapa pra pelaku yang disebut perang? Adalah kita dan saudara kita. POLITK ADU DOMBA, masih meraja lela di Negri ini. Hal ini masuk disegala lini.
KULTUR atau TRADISI bangsa TIMUR, mulai MELUNTUR. Atau memang sengaja diLUNTURKAN? Kebiasaan-kebisaan masyrakat berupa, GOTONGROYONG, guyub, REMBUG DESA, LUMBUNG DESA itulah yang akan dikikis, diLENYAPKAN. Adab, etika, sopan santun, tatakrama, subasita,sebagai bentuk KARAKTER  orang timur, mulai KABUR. Sekali lagi, GEJALA itu mulai menampak. Kususnya diwilayah perKOTAan.
BIJAK adalah salah satu wujud atau bentuk KARAKTER bangsa INDONESIA. Satu hal yang sulit dijumpai dinegara lain, adalah AGAMA. Berbagai agama, kepercayaan, aliran , maupun ajaran dari manca, bisa diterima dinegri yang penuh dengan mimpi. Tidak ada penolakan. Pun juga penerimaan secara apa adanya. Sungguh sangat bijak, sehingga semua yang masuk, disesuaikan dengan kultur yang ada. Tentu saja tidak lepas dari lingkungan dan alam.
PEROKOK BIJAK!
Sebagai masyarakat Timur, yang menjunjung tinggi nilai-nilai BHINEKA TUNGGAL IKA, tentu menghormati dan menghargai keberagaman. Munejunjung tinggi adat ketimuran. Saling menghargai, saling menghormati. Berbagai perbedaan, itu justru menunjukan keindonesiaan. Perang saudara itu bukan martabat bangsa ini. Walau dalam catatan sejarah, pernah terjadi. Itu karena kesalah pahaman. Kurang atau lupa akan akar. ANA REMBUG ya diREMBUG, itu falsafah orang jawa.
Jika merokok adalah mengganggu lingkungan, sosial, kesehatan, tentulah ada alasannya. Dengan dasar apa? Dasar-dasar itulah yang perlu dikaji, kemudian diREMBUG. Untuk mencari solusinya. PEROKOK BIJAK mencoba melangkah, mencari jalan tengah. Komunitas Perokok Bijak, TIDAK mengajak dan KAMPANYE ayo MEROKOK. Merokok pun ada nurma, tatacara, etika, adab, subasita, dengan lingkungan, sosial, kesehatan.
Bukan semata tentang ROKOK, yang dikampanyekan. Lebih pada penumbuhkembangan KARAKTER bangsa. Karakter bangsa yang mulai, bahkan sudah ditinggalkan. Kapan akan kita mulai, kalau bukan HARI INI. Kita awali dari ROKOK. Sebagai perokok kita harus bijak. Mpan ing PAPAN, artinya paham tentang TEMPAT dimana, yang TEPAT, cocok, sesuai, dan lebih MAT atau NIKMAT, untuk merokok. Bagi penikmat tentu saja, dipenghujung atau pangkal BATANG ROKOK.(Salam Guyub).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar